cheriscafe.com – Dalam dunia kuliner street food Indonesia yang begitu kaya dan beragam, ada satu sajian sederhana namun sarat makna yang berasal dari Bali, yaitu Nasi Jinggo. Meskipun popularitasnya belum sefenomenal seblak atau sate taichan, Nasi Jinggo adalah permata tersembunyi yang wajib dicicipi oleh para pecinta kuliner sejati.
Apa Itu Nasi Jinggo?
Nasi Jinggo adalah paket kecil nasi putih yang disajikan dengan lauk pauk sederhana seperti sambal goreng tempe, ayam suwir berbumbu, serundeng, dan kadang dilengkapi dengan mie goreng. Semua bahan tersebut dibungkus rapat menggunakan daun pisang, memberikan aroma alami yang menggoda saat dibuka.
Konon, nama “Jinggo” berasal dari bahasa Hokkien yang berarti “seribu lima ratus”, mengacu pada harga awal nasi ini yang hanya sekitar Rp1.500 pada masa itu. Nasi Jinggo menjadi pilihan utama untuk makan cepat, praktis, dan tentunya ekonomis.
Mengapa Nasi Jinggo Begitu Istimewa?
- Porsi Mini, Rasa Maksimal Ukurannya yang kecil justru menjadi daya tarik. Ini membuat Nasi Jinggo cocok dinikmati kapan saja, baik sebagai camilan maupun pengganjal lapar sebelum makan besar.
- Aroma Daun Pisang Daun pisang bukan hanya bungkus, tapi juga memberikan sentuhan rasa yang khas dan alami yang sulit didapat dari kemasan plastik.
- Variasi Lauk Beberapa penjual Nasi Jinggo kini berinovasi dengan menambahkan lauk seperti sate lilit, sambal matah, bahkan varian vegetarian, menyesuaikan dengan tren gaya hidup sehat.
- Harga Terjangkau Hingga kini, Nasi Jinggo masih sangat ramah di kantong, dengan harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 per bungkus, tergantung lokasi dan pilihan lauknya.
Dimana Bisa Menemukan Nasi Jinggo?
Nasi Jinggo mudah ditemukan di sudut-sudut jalan di Bali, terutama di area Denpasar, Gianyar, hingga Kuta. Biasanya dijual mulai sore hingga larut malam, berjejer di atas meja kecil atau bahkan gerobak sederhana.
Beberapa warung yang terkenal dengan Nasi Jinggo autentik antara lain Warung Nasi Jinggo Bu Tinuk di Kuta, dan lapak-lapak pinggir jalan di sekitar Monumen Bajra Sandhi Renon.
Dalam sejumput nasi dan sepotong lauk sederhana, Nasi Jinggo membawa filosofi kebersamaan dan kesederhanaan masyarakat Bali. Jika Anda berkunjung ke Bali, sempatkan mencicipi Nasi Jinggo dan rasakan sendiri kehangatan budaya lokal melalui satu gigitan kecil yang penuh rasa.