cheriscafe.com – Bakakak Hayam, atau dikenal juga sebagai Ayam Bekakak, adalah salah satu kuliner tradisional khas Sunda dari Jawa Barat, Indonesia. Hidangan ini bukan sekadar makanan, melainkan bagian penting dari tradisi dan budaya Sunda, sering disajikan dalam upacara adat seperti pernikahan dan khitanan. Dengan cita rasa yang kaya dan proses penyajian yang unik, Bakakak Hayam telah menjadi simbol kebersamaan dan kelezatan. Berikut adalah 10 fakta menarik tentang Bakakak Hayam yang perlu kamu ketahui.
1. Asal Nama “Bakakak”
Nama “Bakakak Hayam” berasal dari bahasa Sunda, di mana hayam berarti ayam, dan bakakak merujuk pada bentuk ayam yang dibelah di bagian dada hingga perut sehingga menyerupai posisi duduk bersila. Istilah bakakak juga dikaitkan dengan “sembelihan” atau “korban” dalam konteks adat, menambah kesakralan hidangan ini. Bentuknya yang unik ini menjadi ciri khas yang membedakan Bakakak Hayam dari ayam bakar lainnya.
2. Hidangan Sakral dalam Upacara Adat
Bakakak Hayam memiliki peran penting dalam tradisi Sunda, terutama di daerah seperti Pandeglang dan Sumedang. Hidangan ini wajib disajikan dalam upacara pernikahan sebagai bagian dari ritual uap lingkung, di mana ayam disajikan hanya untuk mempelai tanpa nasi atau tambahan lain. Mempelai berebut potongan ayam terbesar, melambangkan rezeki besar dalam kehidupan rumah tangga. Dalam upacara khitanan, Bakakak Hayam disajikan untuk anak yang dikhitan, melambangkan pertumbuhan fisik dan mental yang sehat.
3. Proses Memasak yang Unik
Proses pembuatan Bakakak Hayam melibatkan dua tahap utama: ungkep (merebus dengan bumbu) dan memanggang di atas arang. Ayam, biasanya ayam kampung, dibelah di bagian tengah, dilumuri bumbu rempah seperti bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, ketumbar, dan lengkuas, lalu direbus dengan santan hingga bumbu meresap. Setelah itu, ayam dipanggang hingga kecokelatan, menghasilkan tekstur kulit renyah dan daging yang empuk dengan aroma khas arang.
4. Bumbu yang Kaya Rempah
Bumbu Bakakak Hayam adalah kunci kelezatannya. Selain bahan utama seperti bawang putih, bawang merah, dan ketumbar, sering kali ditambahkan serai, daun salam, daun jeruk, dan asam kandis untuk aroma dan rasa yang kompleks. Bumbu ini tidak hanya memberikan cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas, tetapi juga diyakini memiliki manfaat kesehatan, seperti mencegah masuk angin dan mendukung penyembuhan berkat kandungan anti-inflamasi dari bawang dan ketumbar.
5. Simbolisme dan Makna Filosofis
Dalam budaya Sunda, Bakakak Hayam bukan hanya makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan kasih sayang. Dalam pernikahan, ritual mempelai saling menyuapi ayam melambangkan saling pengertian dan pelengkap dalam rumah tangga. Untuk khitanan, ayam ini dianggap membawa kegembiraan dan mempercepat pemulihan anak. Penggunaan ayam jantan juga diyakini sebagai penolak bala, menjaga kelancaran acara dari gangguan roh leluhur.
6. Penyajian yang Menggugah Selera
Bakakak Hayam biasanya disajikan utuh di atas piring ceper, sering kali dengan lalapan segar seperti kemangi, timun, dan kol, serta sambal khas Sunda yang terbuat dari cabai rawit, terasi, tomat, dan gula merah. Sambal ini memberikan keseimbangan rasa pedas dan segar yang melengkapi gurihnya ayam. Hidangan ini sering disantap dengan nasi liwet atau nasi putih, menambah kenikmatan pengalaman kuliner.
7. Warisan Budaya Tak Benda
Sejak tahun 2010, Bakakak Hayam telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kehadirannya dalam berbagai upacara adat menegaskan nilai budaya dan fungsi sosialnya sebagai simbol kebersamaan. Hidangan ini mencerminkan identitas kuliner Sunda yang kaya akan tradisi dan makna.
8. Popularitas di Rumah Makan
Meskipun awalnya disajikan dalam acara adat, kini Bakakak Hayam banyak ditemukan di rumah makan khas Sunda, seperti Rumah Makan Sampurasun Nusasari di Sumedang. Di sana, ayam kampung segar dari peternakan sendiri dipanggang dengan arang, menjaga cita rasa autentik. Popularitasnya menarik wisatawan yang ingin mencicipi kuliner tradisional Sunda. Harga satu ekor ayam biasanya berkisar antara Rp 75.000 hingga Rp 100.000, tergantung ukuran.
9. Manfaat Kesehatan dari Bumbu
Bumbu dalam Bakakak Hayam tidak hanya enak, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Bawang putih mengandung allicin yang mendukung kesehatan jantung dan menurunkan tekanan darah. Bawang merah memiliki sifat antibakteri dan anti-inflamasi, sementara ketumbar membantu menghangatkan tubuh dan mencegah masuk angin. Ini menjadikan hidangan ini tidak hanya lezat, tetapi juga bernilai nutrisi.
10. Daya Tarik Global
Bakakak Hayam kini mulai dikenal di luar Indonesia, terutama di kalangan pecinta kuliner yang tertarik dengan cita rasa dan penyajiannya yang unik. Kehadirannya di restoran-restoran Sunda di berbagai negara menunjukkan potensi kuliner ini sebagai duta budaya Indonesia. Keunikan teknik memasak dan makna budayanya membuat Bakakak Hayam menonjol di antara hidangan ayam bakar lainnya.
Bakakak Hayam adalah lebih dari sekadar ayam bakar; ia adalah warisan budaya Sunda yang kaya akan makna, rasa, dan tradisi. Dari peran sakralnya dalam upacara adat hingga kelezatannya sebagai hidangan sehari-hari, Bakakak Hayam terus memikat hati pecinta kuliner. Jika kamu berkunjung ke Jawa Barat, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan ini, lengkap dengan sambal pedas dan lalapan segar, untuk merasakan sendiri pesona kuliner Sunda yang autentik.