Falafel, Bola Kering Renyah yang Menaklukkan Selera Dunia

cheriscafe.com – Di tengah hiruk-pikuk pasar malam Timur Tengah atau kafe vegan di Singapura, aroma rempah yang menggoda sering kali berasal dari falafel—bola atau patty goreng renyah berbahan dasar kacang arab (chickpea) dan buncis (fava bean). Hidangan ini bukan sekadar camilan; ia adalah simbol kuliner Levant (Suriah, Lebanon, Palestina, Israel, Yordania) yang kini mendunia, bahkan masuk daftar UNESCO Intangible Cultural Heritage kandidat pada 2025. Menurut laporan Euromonitor International 2025, konsumsi falafel global tumbuh 12% per tahun, didorong tren makanan nabati dan street food premium. Di Singapura, restoran seperti Artichoke dan Hummus & Falafel di Arab Street mencatat penjualan hingga 500 porsi per hari, menjadikannya alternatif populer bagi burger daging.

Artikel ini menjelaskan sejarah, bahan, cara membuat, variasi regional, manfaat kesehatan, serta tips menikmati falafel autentik.

Sejarah Falafel: Dari Mesir Kuno hingga Street Food Global

Asal-usul falafel diperdebatkan, namun bukti arkeologi menunjukkan makanan berbasis kacang digoreng sudah ada sejak era Firaun di Mesir (sekitar 1000 SM). Nama “falafel” berasal dari kata Arab “falāfil” (jamak dari “filfil” = lada), merujuk pada tekstur renyahnya. Versi modern diyakini lahir di Alexandria, Mesir, sebagai pengganti daging saat puasa Koptik—menggunakan fava bean lokal.

Pada abad ke-20, falafel menyebar ke Levant via imigran Yahudi dan Arab, menjadi makanan jalanan ikonik. Di Israel, falafel dinobatkan sebagai hidangan nasional sejak 1948, sementara Palestina mengklaimnya sebagai warisan budaya. Kini, falafel ada di menu McDonald’s McFalafel di Mesir dan Pret A Manger di London. Di Singapura, komunitas Arab di Kampong Glam memperkenalkannya sejak 1950-an, kini berevolusi dengan sentuhan lokal seperti falafel wrap dengan sambal belacan.

Bahan Dasar dan Proses Pembuatan

Falafel autentik 100% vegan dan bebas gluten (jika tidak menggunakan tepung terigu). Resep klasik:

Bahan Jumlah (untuk 20 bola) Fungsi
Kacang arab kering (direndam semalaman) 500 g Tekstur padat, protein tinggi
Buncis kering (opsional, khas Mesir) 200 g Lembut di dalam
Bawang bombay & putih 1 masing-masing Aroma dasar
Parsley segar & ketumbar 1 ikat masing-masing Warna hijau, kesegaran
Bawang putih 4 siung Rasa tajam
Rempah: jintan, ketumbar bubuk, garam, lada 1 sdt masing-masing Cita rasa Levant
Baking soda ½ sdt Membuat renyah luar, lembut dalam
Minyak canola (untuk menggoreng) Secukupnya Goreng dalam (deep fry)

Langkah pembuatan (30 menit + perendaman):

  1. Rendam kacang 12–24 jam, tiriskan (jangan direbus—agar renyah).
  2. Blender kasar semua bahan (tekstur seperti couscous, bukan pasta halus).
  3. Diamkan adonan 30 menit di kulkas.
  4. Bentuk bola/patty (diameter 4 cm), goreng di minyak 180°C selama 3–4 menit hingga golden brown.
  5. Tiriskan di tisu dapur.

Tips: Gunakan kacang kering (bukan kaleng) untuk tekstur optimal. Tambahkan cabai rawit untuk versi pedas Singapura.

Variasi Regional

Setiap negara punya ciri khas:

Negara Ciri Khas Penyajian Ikonik
Mesir 100% fava bean, hijau cerah, disajikan dengan ta’ameya. Dalam roti baladi + tahini + acar.
Lebanon Chickpea dominan, rempah kuat, tarator sauce. Wrap pita dengan sayur segar & yogurt.
Israel Chickpea + baking powder, disajikan di laffa bread. Pita isi falafel, schug, amba, chips.
Palestina Chickpea + sesame, fokus pada kesederhanaan. Dengan hummus & salad fattoush.
Singapura Fusion: falafel + sambal matah atau kari rempah lokal. Di nasi lemak atau salad bowl quinoa.

Manfaat Kesehatan

Falafel adalah superfood nabati:

  • Protein: 15 g per 100 g (setara ayam).
  • Serat: 8 g per porsi, mendukung pencernaan.
  • Rendah lemak jenuh: Jika dipanggang (baked falafel), hanya 150 kcal/porsi.
  • Kaya zat besi & folat dari kacang dan sayuran.

Namun, versi digoreng mengandung 300–400 kcal per porsi. Pilih air-fried atau oven-baked untuk versi lebih sehat.

Cara Menikmati Falafel di Singapura

  • Authentic: Alaturka (Bugis) atau Beirut Grill (Arab Street).
  • Fusion: The Good Burger (falafel burger) atau Cicheti (falafel pizza).
  • DIY: Beli chickpea di Mustafa Centre, ikuti resep Ottolenghi.

Sajikan dengan:

  • Tahini sauce: Tahini + lemon + garlic + air.
  • Sides: Pickles, tomat, selada, bawang merah.
  • Minuman: Ayran (yogurt asin) atau teh mint.

Falafel bukan sekadar makanan—ia adalah jembatan budaya, menyatukan vegan, pecinta rempah, dan foodie dalam satu gigitan renyah. Di tahun 2025, ketika dunia beralih ke protein nabati, falafel membuktikan bahwa makanan sederhana dari kacang bisa mengguncang selera global. Coba buat di rumah, atau jelajahi Arab Street malam ini. Satu falafel, seribu cerita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *