Eleven Madison Park, Evolusi Ikon Kuliner New York yang Kembali ke Akar, dengan Sentuhan Hijau

cheriscafe.com – Eleven Madison Park (EMP), permata tiga bintang Michelin di jantung Manhattan, telah lama menjadi sinomim kemewahan kuliner—sebuah restoran di mana setiap hidangan adalah pernyataan seni, dan setiap kunjungan adalah ritual. Berlokasi di 11 Madison Avenue, tepat menghadap Madison Square Park, EMP bukan hanya tempat makan, tapi pengalaman yang menggabungkan arsitektur Art Deco megah, layanan tak tertandingi, dan inovasi berani dari chef Daniel Humm. Pada 2025, restoran ini kembali menjadi sorotan global setelah mengumumkan kembalinya daging dan seafood ke menu tasting-nya, empat setengah tahun setelah revolusi vegan yang mengguncang dunia gastronomi. Dari puncak World’s 50 Best Restaurants pada 2017 hingga adaptasi pasca-pandemi, EMP terus berevolusi, membuktikan bahwa kuliner tingkat tinggi bisa selaras dengan isu lingkungan dan selera kontemporer.

Sejarah: Dari Bistro Prancis ke Empire Vegan

Eleven Madison Park dibuka pada 1998 sebagai bistro Prancis sederhana di bekas ruang Metropolitan Life North Building, dirancang oleh arsitek Bentel & Bentel. Awalnya dimiliki oleh restaurateur Danny Meyer dari Union Square Hospitality Group, restoran ini mulai menarik perhatian pada awal 2000-an dengan masakan klasik Eropa. Titik balik terjadi pada 2006, ketika chef Daniel Humm—seorang jenius Swiss yang sebelumnya memimpin The French Laundry di California—bergabung bersama general manager Will Guidara.

Pada 2011, Humm dan Guidara membeli EMP dari Meyer, memulai era transformasi. Mereka memperkenalkan konsep “hospitality inclusivity,” di mana staf dilatih untuk menciptakan momen personal bagi setiap tamu. Renovasi besar-besaran pada 2017, dirancang oleh Brad Cloepfil dari Allied Works, mengubah interior menjadi kanvas netral dengan furnitur baru, karpet tebal, dan karya seni dari seniman seperti Rita Ackermann dan Sol LeWitt—semua sambil mempertahankan elemen Art Deco asli seperti langit-langit tinggi 30 kaki dan jendela raksasa yang memandang taman kota.

Puncak prestasi datang pada 2017, ketika EMP dinobatkan sebagai restoran terbaik dunia oleh S. Pellegrino World’s 50 Best Restaurants, dengan menu tasting seharga $295 yang menampilkan hidangan ikonik seperti foie gras terrine dan honey-glazed duck. Tapi pandemi COVID-19 mengubah segalanya: EMP tutup pada Maret 2020, dan saat dibuka kembali pada Juni 2021, Humm membuat gebrakan berani—menu sepenuhnya vegan, yang ia sebut sebagai “krusade moral dan kreatif” untuk mengatasi krisis iklim. “Jika makanan enak, kita tak perlu khawatir,” katanya saat itu. Gerakan ini membuat EMP menjadi restoran vegan tiga bintang Michelin pertama di dunia, meski menu seharga $335 (kini $365) menuai pujian sekaligus skeptisisme.

Perubahan Menu 2025: Dari Vegan Murni ke Fleksibilitas Berkelanjutan

Pada Agustus 2025, Humm mengumumkan evolusi terbaru: mulai 14 Oktober 2025, menu tasting akan menawarkan pilihan daging dan seafood “terpilih” di beberapa kursus, sambil mempertahankan opsi plant-based penuh. Reservasi untuk menu musim gugur dibuka pada 1 September 2025, dengan dua varian: satu vegan dan satu omnivora. Hidangan baru termasuk honey-glazed duck yang kembali, ikan segar dari Atlantik, dan reinterpretasi klasik seperti foie gras—semua dengan fokus pada bahan musiman dan berkelanjutan.

Alasan? Bisnis. Meski rumah penuh setiap malam, booking acara pribadi—sumber pendapatan kunci—menurun drastis. “Sulit mengajak 30 orang untuk dinner korporat ke restoran plant-based,” ujar Humm. Gerakan ini memicu reaksi beragam: kekecewaan dari komunitas vegan yang merasa “dikhianati,” kegembiraan dari penggemar lama, dan diskusi luas tentang tantangan fine dining plant-based di era Trump yang kurang ramah lingkungan. Clemente Bar dan The Studio tetap vegan, sementara program seperti Bake It Nice (kelas baking) dan Madison Squares (menu ringan) lanjut dengan sentuhan hijau.

Menu tasting tetap berupa sembilan kursus, dengan elemen teatrikal seperti “caviar vegan” yang terinspirasi dari klasik, atau hidangan seperti carrot tartare yang meniru steak tartare. Pairing wine opsional menampilkan koleksi 1.000+ botol, termasuk champagne Prancis dan anggur organik.

Pengalaman Tamu: Layanan Seperti Keluarga, Atmosfer Seperti Istana

Masuk ke EMP seperti memasuki dunia paralel: lobi marmer dengan seni kontemporer, ruang makan utama yang diterangi cahaya alami, dan staf 100+ orang yang mengingat preferensi Anda—bahkan dari kunjungan sebelumnya. Pengalaman dimulai dengan welcome cocktail di bar, diikuti parade hidangan yang disajikan dengan narasi pribadi dari server. Pada akhir, tamu menerima “memento” seperti buku resep atau foto polaroid.

Harga tetap premium: $365 per orang untuk menu, plus $150-$250 untuk pairing. Reservasi via Resy sering habis berbulan-bulan, terutama untuk acara pribadi hingga 200 orang. Di luar NY, Humm ekspansi dengan pop-up seperti di Charleston Place (September 2025), di mana ia bereksperimen dengan bahan Lowcountry dalam menu plant-forward seharga $135.

Penghargaan dan Dampak Global: Dari No.1 Dunia ke Benchmark Vegan

EMP memegang tiga bintang Michelin sejak 2012 (hingga 2024, dengan harapan 2025), dan ranking World’s 50 Best yang konsisten di top 10 sejak 2012. Pada 2025, Luxury Travel Book menyebutnya restoran Michelin paling dicari di dunia. Gerakan vegan-nya memengaruhi chef global, meski kembalinya daging menandai “kematangan pasar plant-based”—sebuah sinyal bahwa inovasi lingkungan butuh keseimbangan komersial.

Pada tahun ke-20 Humm di EMP, perubahan ini mencerminkan filosofinya: “Perubahan adalah esensi pertumbuhan.” Restoran tetap berkomitmen pada keberlanjutan—dengan sumber lokal dan nol limbah—tapi kini lebih inklusif, menyambut semua “di meja yang sama.” Di tengah tantangan industri, EMP membuktikan adaptabilitas: dari vegan revolusioner ke hybrid cerdas.

Jika Anda di New York, pesanlah segera—EMP bukan hanya makan malam, tapi pernyataan tentang bagaimana makanan bisa menyatukan, menantang, dan menginspirasi. Di Eleven Madison Park, setiap gigitan adalah bab baru dalam sejarah kuliner.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *