cheriscafe.com – La Tour d’Argent, sebuah restoran legendaris di arondisemen ke-5 Paris, Prancis, adalah simbol keunggulan gastronomi yang telah bertahan selama berabad-abad. Berdiri di tepi Sungai Seine, tepatnya di 15 Quai de la Tournelle, restoran ini menawarkan pemandangan menakjubkan ke arah Katedral Notre-Dame dan pulau Île de la Cité. Dengan sejarah yang diklaim bermula sejak tahun 1582, La Tour d’Argent sering disebut sebagai salah satu restoran tertua di Prancis, meskipun klaim ini masih diperdebatkan karena kurangnya dokumentasi resmi.
Sejarah dan Legenda
Menurut narasi restoran, La Tour d’Argent didirikan pada tahun 1582 oleh seorang koki bernama Rourteau sebagai L’Hostellerie de La Tour d’Argent. Nama “Tour d’Argent” (Menara Perak) terinspirasi dari bangunan bergaya Renaissance yang dihiasi batu mika berkilau di lokasi tersebut. Konon, Raja Henri III pertama kali melihat penggunaan garpu—alat makan dengan tiga gigi yang dibawa oleh bangsawan Italia—di restoran ini. Restoran ini menjadi tempat favorit para bangsawan, dengan hidangan seperti pâté de héron dan poule au pot untuk Raja Henri IV, serta daging sapi yang disajikan dalam 30 variasi untuk Duc de Richelieu.
Pada tahun 1911, keluarga Terrail mengambil alih kepemilikan, dan sejak itu, restoran ini dikelola oleh tiga generasi: André, Claude, dan André Terrail saat ini. Claude Terrail, yang memimpin dari tahun 1947 hingga 2006, membawa restoran ini ke puncak kejayaan dengan meraih tiga bintang Michelin hingga 1996. Ia juga memperluas koleksi anggur restoran yang kini mencakup lebih dari 300.000 botol, menjadikan gudang anggurnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dengan nilai diperkirakan mencapai 25 juta euro pada tahun 2009.
Canard au Sang: Hidangan Ikonik
Salah satu daya tarik utama La Tour d’Argent adalah Canard au Sang (bebek dengan darah), sebuah hidangan khas yang diciptakan oleh Frédéric Delair pada abad ke-19. Delair memulai tradisi memberikan sertifikat bernomor untuk setiap bebek yang disajikan, sebuah praktik yang berlanjut hingga kini. Bebek nomor 112.151 disajikan kepada Presiden AS Franklin Delano Roosevelt, nomor 203.728 untuk Marlene Dietrich, dan nomor 253.652 untuk Charlie Chaplin. Hingga Oktober 2023, restoran telah menyajikan bebek ke-1.178.727, yang berasal dari peternakan keluarga Burgaud di Challans. Proses penyajiannya dramatis, dengan bebek dipotong menggunakan garpu tanpa menyentuh piring, diikuti dengan pengepresan karkas di hadapan tamu menggunakan alat press perak khas Christofle.
Renovasi Modern dan Inovasi
Pada tahun 2023, La Tour d’Argent menjalani renovasi besar-besaran di bawah arahan arsitek Franklin Azzi, menandai transformasi terbesar sejak tahun 1936, ketika restoran dipindahkan ke lantai enam untuk memanfaatkan pemandangan Seine dan Notre-Dame. Renovasi ini memperkenalkan beberapa ruang baru:
-
Bar des Maillets d’Argent: Terletak di lantai dasar, bar ini mengusung suasana klub pria tahun 1930-an dengan dekorasi kayu ek, kursi berlapis hijau, dan trofi polo milik Claude Terrail, yang merupakan penggemar olahraga polo. Bar ini buka dari pukul 09.00 hingga tengah malam, menyajikan kopi, tea time, hingga koktail.
-
Toit de la Tour: Sebuah rooftop di lantai tujuh yang dibuka pada musim panas, menawarkan pemandangan kota Paris yang memukau sambil menikmati champagne Roederer atau koktail.
-
L’Appartement: Lantai lima kini menjadi apartemen pribadi untuk disewa, memberikan pengalaman menginap eksklusif dengan sentuhan sejarah keluarga Terrail.
Dapur restoran juga diperluas dan kini terbuka ke ruang makan, memungkinkan tamu menyaksikan “balet” para koki yang bekerja. Chef Yannick Franques, seorang Meilleur Ouvrier de France (MOF), menyeimbangkan tradisi dan modernitas dalam menu, dengan hidangan klasik seperti foie gras des trois empereurs (disajikan pertama kali pada 1867) dan kreasi baru yang terinspirasi dari pengalamannya di Prancis selatan.
Pengalaman Kuliner dan Penghargaan
La Tour d’Argent saat ini memegang satu bintang Michelin, setelah kehilangan bintang ketiga pada 1996 dan bintang kedua pada 2006. Meski demikian, restoran ini tetap menjadi destinasi utama bagi pecinta kuliner, terutama karena gudang anggurnya yang luar biasa dan hidangan klasik seperti Caneton de Frédéric Delair. Menu disajikan dalam bentuk triptik elegan, menawarkan perpaduan tradisi dan inovasi, dengan saus yang menjadi fokus utama Chef Franques.
Restoran ini juga memiliki Le Boulanger de la Tour, sebuah toko roti yang menyediakan roti khusus untuk setiap hidangan, dan L’Épicerie de la Tour, yang menjual produk dari pemasok restoran. Selain itu, restoran ini mengelola cabang di Tokyo, yang dibuka pada 1984, serta memiliki sejarah ekspansi ke kota lain seperti New York.
Budaya dan Warisan
La Tour d’Argent telah menginspirasi berbagai karya seni dan budaya. Restoran ini disebut dalam novel Marcel Proust À la recherche du temps perdu, muncul dalam film Pixar Ratatouille (2007), dan menjadi latar salah satu episode serial komedi Inggris Root into Europe. Ernest Hemingway juga menyebutkan restoran ini dalam A Moveable Feast, menggambarkan kamar sewaannya yang memberikan diskon makan kepada penghuni.
Dengan moto Claude Terrail, “Mengundang seseorang berarti bertanggung jawab atas kebahagiaannya selama berada di bawah atap Anda” (mengutip Brillat-Savarin), La Tour d’Argent terus mempertahankan reputasinya sebagai simbol keramahan dan keunggulan kuliner.
La Tour d’Argent adalah perpaduan sempurna antara sejarah, kemewahan, dan inovasi. Dari pemandangan Seine yang memukau, hidangan bebek legendaris, hingga gudang anggur yang tak tertandingi, restoran ini menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Baik Anda pecinta gastronomi, penggemar sejarah, atau hanya ingin menikmati koktail di rooftop dengan pemandangan Paris, La Tour d’Argent adalah destinasi yang wajib dikunjungi.